Istilah penyesuian diri memiliki dua kata yang berbeda maknanya, yaitu adaptasi (adaptation) dan penyesuaian (adjusment). Kedua istilah tersebut sama-sama mengacu pada pengertian mengenai penyesuaian diri, tetapi memiliki perbedaan makna yang mendasar.
Adaptasi (adaptation)memiliki pengertian individu melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan. Pengertian ini lebih menekankan pada perubahan yang individu lakukan terhadap dirinya supaya tetap bisa sesuai dengan lingkungannya. Jadi pada adaptasi, diri individulah yang berubah untuk melakukan penyesuaian. Contoh sederhana dari adaptasi ini misalnya bila menghadapi suhu yang panas, lalu individu membuka pakaiannya, atau minum air dingin supaya tetap merasa nyaman.
Penyesuaian (adjustment) dipahami sebagai mengubah lingkungan agar menjadi lebih sesuai dengan diri individu. Pengertian ini lebih menekankan pada perubahan lingkungan yang dilakukan oleh individu sehingga tetap sesuai dengan dirinya. Misalnya, pada suhu yang panas, individu lalu memasang fan atau menyalakan air conditioner supaya suhu ruangan berubah seperti yang diinginkan. Pada contoh ini, individu tidak berubah, tetapi lingkunganlah yang berubah.
Penyesuaian diri yang dimaksud dalam pembahasan ini meliputi penyesuaian diri baik dalam pengertian adaptation maupun adjusment. Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan baik, idealnya mampu menggunakan kedua mekanisme penyesuaian diri tersebut secara luwes, tergantung pada situasinya. Sebaliknya, individu dianggap kaku bila kurang mampu menggunakan kedua mekanisme tersebut dengan baik atau hanya salah satu cara saja yang dominan digunakan.
Keidakmampuan menyesuaikan diri
Orang yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan baik disebut dengan istilah maladjusted. orang yang maladjusted tidak selalu abnormal. Sebaliknya, orang yang abnormal pasti maladjusted. Jadi istilah maladjusted dan abnormal sebenarnya menyangkut pada derajad ketidakmampuan individu dalam melakukan penyesuaian diri serta kualitas penyesuaian dirinya.
Misalnya, orang yang tidak bisa tidur karena sedang mengalami persoalan di tempat kerja pada siang harinya, dia dikatakan mengalami malajusted dan belum bisa dikatakan abnormal. Tetapi bila gangguan tidur ini masih berlanjut bahkan sampai masalahnya terselesaikan, dia baru dikatakan abnormal. Contoh lainnya, individu yang menjadi emosional, gampang marah meskipun situasi yang menyebabkan kemarahannya sepele, masih dikategorikan sebagai maladjusted karena ada faktor lain yang memicu labilitas emosinya, misalnya karena dia berhari-hari kurang tidur. Mudah marah menjadi abnormal bila situasi yang menyebabkannya tidak jelas, apalagi bila kemarahan tersebut diikuti dengan tindakan agresif dan desktruktif.
Penyesuaian diri bagi mahasiswa baru
Brouwer (Alisjahbana, dkk, 1983), mencatat beberapa masalah yang harus diperhatikan oleh mahasiswa dalam kaitannya dengan penyesuaian diri dengan situasi dan status baru yang dihadapi. Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri dari beberapa masalah tersebut dapat menimbulkan tekanan mental bagi mahasiswa yang bersangkutan.
Masalah pertama yang perlu diperhatikan adalah mengenai perbedaan cara belajar. Pelajar SMU biasanya memiliki cara belajar yang lebih pasif bila dibanding dengan mahasiswa. Ini disebabkan oleh cara pembelajaran yang memang berbeda. Hampir semua materi pelajaran SMU diberikan oleh guru. Asalkan siswa menyimak baik-baik materi yang diberikan dan belajar hanya dari materi tersebut, biasanya itu sudah cukup. Berbeda dengan perguruan tinggi yang menuntut mahasiswa untuk lebih aktif dalam mempelajari dan memahami materi. Materi yang diberikan dosen biasanya bersifat sebagai pengantar, sedangkan pendalaman lebih lanjut diserahkan kepada mahasiswa yang bersangkutan. Ini menyebabkan ke-dalaman dalam memahami suatu materi tergantung dari keaktifan mahasiswa dengan usahanya mencari referensi-referensi yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Belum lagi perbedaan sistem paket yang diterapkan di SMU dan sistem SKS yang berlaku di perguruan tinggi, yang betul-betul menuntut mahasiswa untuk lebih aktif kalau ingin lulus dengan nilai yang memuaskan dan dalam jangka waktu yang singkat.
Masalah kedua adalah berkaitan dengan perpindahan tempat. Bagi sebagian besar mahasiswa, memasuki perguruan tinggi berarti juga harus berpindah tempat dari tinggal bersama dengan orang tua, menjadi tinggal bersama dengan orang lain, entah itu kost, kontrakan atau tinggal bersama saudara. Belum lagi bila situasi di tempat asal ternyata berbeda sama sekali dengan situasi di tempat yang baru. Misalnya dari lingkungan desa ke kota besar, tempat biasanya perguruan tinggi yang baik berada. Perpindahan tempat semacam ini membutuhkan energi yang besar untuk melakukan penyesuaian diri pada awalnya.
Masalah ketiga berkaitan dengan mencari teman baru dan hal-hal yang berkaitan dengan pergaulan. Menjadi mahasiswa berarti hubungan dengan teman-teman karib sewaktu SMU menjadi semakin renggang karena pertemuan yang semakin kurang dan sekaligus ada tuntutan untuk mencari teman-teman yang baru. Mencari teman yang cocok bukanlah merupakan hal yang mudah. Apalagi biasanya teman-teman kuliah maupun di tempat sekitar tinggal biasanya juga berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Tidak berhasil mendapatkan teman yang sesuai bisa berakibat timbulnya perasaan kesepian. Berkaitan dengan masalah teman dan bergaulan ini adalah masalah seksualitas. Mahasiswa secara biologis seksualitasnya telah matang. Namun norma-riorma sosial masih menghalangi aktualitas perilaku seksual secara penuh. Ketika masih dalam lingkungan keluarga sedikit banyak masih ada kontrol dari orang tua, saudara dan lembaga-lembaga kemasyarakatan (gereja, masjid, organisasi atau perkumpulan remaja) yang membantu remaja bersangkutan untuk mengatasi masalah seksualitasnya. Namun di tempat yang baru, ketika mahasiswa yang bersangkutan dituntut untuk membuat keputusan dan pilihan-pilihan sendiri, seksualitas bisa muncul menjadi masalah yang serius.
Masalah keempat berhubungan dengan perubahan relasi. Relasi dengan orang tua, saudara dan teman sewaktu tinggal dalam keluarga merupakan relasi yang lebih bersifat pribadi. Namun relasi-relasi tersebut berubah menjadi lebih bersifat fungsionil ketika menjadi mahasiswarRelasi orang tua-anak, antar saudara, antar teman sepermainan diganti dengan relasi dosen-mahasiswa, mahasiswa-mahasiswa dan sebagainya. Perubahan relasi ini juga dapat menjadi kesulitan tersendiri bagi mahasiswa.
Masalah kelima berkaitan dengan pengaturan waktu. Menjadi mahasiswa untuk sebagian besar berarti bebas mengatur waktu menurut kehendaknya sendiri, karena tidak ada orang lain yang mengontrol. Ketidakmampuan dalam mengatur waktu antara kegiatan kuliah, belajar, bermain dan aktifitas lainnya dapat mengakibatkan munculnya masalah-masalah lain yang terutama berkaitan dengan tugas belajarnya.
Masalah lainnya menyangkut nilai-nilai hidup. Berbagai macam orang yang ditemui serta berbagai macam informasi yang diterima di perguruan tinggi yang biasanya lebih terbuka, bisa mengakibatkan mahasiswa yang bersangkutan mengalami krisis nilai. Nilai-nilai lama yang dibawa dan dihidupi selama ini diperhadapkan dengan nilai-nilai baru yang ditemui yang dirasa lebih sesuai. Tidak jarang selama masa krisis ini, kehidupan mahasiswa yang bersangkutan menjadi tidak menentu dan membawa dampak yang negatif bagi kesejahteraannya.
Masalah-masalah di atas menjadi sumber tekanan/stres dan membangkitkan emosi tersendiri bagi mahasiswa. Bila mahasiswa yang bersangkutan berhasil menangani tekanan-tekanan yang dihadapinya tersebut dengan sukses, maka dia akan dapat menjalani kehidupan dan perananannya sebagai mahasiswa dengan baik dan lancar. Namun bila mahasiswa tersebut gagal menangani tekanan-tekanan yang ada, maka peranannya sebagai mahasiswa dan kehidupan pribadinya akan mengalami gangguan dan hambatan. Gangguan dan hambatan tersebut bermacam-macam bentuknya, mulai dari kekurangmampuan untuk menunjukkan hasil yang optimal dalam belajar atau gangguan-gangguan psikis, seperti gangguan suasana perasaan (Maslim, 1998) yang berakibat munculnya simtom-simtom depresi misalnya.
Harber & Runyon (1984) menyatakan bahwa perasaan depresi merupakan pengalaman yang cukup umum di kalangan mahasiswa. Diperkirakan kurang lebih satu dari empat populasi mahasiswa Amerika menderita beberapa simtom depresi. Mengutip hasil penelitian Beck & Young (Harber & Runyon, 1984), dikatakan tiga perempat dari seluruh I mahasiswa merasa depresi pada beberapa waktu selama tahun sekolah.
Mengingat banyaknya masalah yang menghadang keberhasilan mahasiswa dalam menyelesaikan studinya dan terbukanya peluang bagi mahasiswa untuk mengalami gangguan mental karena berbagai masalah yang mungkin timbul tersebut, maka adalah bijaksana bagi perguruan tinggi untuk memikirkan suatu program yang mampu menolong mahasiswa untuk melakukan penyesuaian diri dengan baik.
Sumber:
Alisjahbana, A., Sidharta, M, Brouwer, M.A.W, 1983, Menuju kesejahteraan Jiwa, Jakarta; Penerbit, PT Gramedia.
Siswanto, 2006, Kesehatan Mental, Konsep, Cakupan dan Perkembangannya, Yogyakarta, Penerbit Andi.
Rabu, 22 Oktober 2008
PENGANTAR FMD
FISIK , MENTAL, DISIPLIN (FMD )
Jurusan/Program Studi : Wajib Universitas Boyolali
1. Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah : Fisik Mental Disiplin / FMD
Kode Mata Kuliah : Smt.1.UB1112 ; Smt.II. UB2112; Smt.III. UB3112.
SKS : 6 sks ( 2sks X 3 smt./ smt.1, 2, dan 3 )
Prasyarat : -
2. Tujuan Pembelajaran Umum (Kompetensi Standar)
Hakekat dan makna Kompetensi yang paling utama dalam Pembelajaran Fisik Mental Disiplin adalah sebagai berikut:
Makna pertama, Mahasiswa dapat memahami tentang pentingnya makna hidup dan kehidupan sebagai manusia yang berTuhan Yang Maha Esa, bermasyakat, berbangsa dan bernegara.
Makna kedua, pentingnya mahasiswa mempunyai motivasi diri, visi misi tujuan untuk maju meraih masa depannya, berkepribadian dan mempunyai karakter positip serta sebagai manusia bijak mengetahui arti pentingnya peningkatam kualitas pribadi mahasiswa, tim kerja dan kerja tim untuk memudahkan proses pemecahan problematik kehidupan pribadinya.
Makna ketiga, pentingnya arti dan makna hidup sehat, yang bermoral dan beragama sebagai manusia Indonesia.
Makna keempat, pentingnya arti dan makna hidup dan kehidupan dalam mempersiap kan mahasiswa Universitas Boyolali sebagai pemimpin yang berbudaya, disiplin dan ber - etika.
Makna kelima, mahasiswa tidak merasakan kejenuhan dalam melakukan kewaji ban nya sebagai mahasiswa Universitas Boyolali.
3. Deskripsi Singkat (Materi)
FMD I ( 2 sks ) : Pendidikan Jasmani / Olah raga; Membahasa pentingnya makna hidup sehat dalam Pendidikan Jasmani bagi kesehatan diri.
FMD II ( 2 sks ) : Latihan Dasar Kepemimpinan ;
- Membahas Pentingnya mahasiswa mempunyai motivasi diri, kepribadian, dan karakter building berlandaskan nilai-nilai dan semangat yang dijiwai dengan semangat Falsafah Pancasila.
- Pentingnya mahasiswa memiliki visi, misi, dan tujuan untuk maju meraih masa depan dirinya, kemajuan serta tanggung jawab dirinya atas masa depan Bangsa dan Negaranya.
FMD III ( 2sks ) :
Pembelajaran tentang Budi Pekerti, Moral dan Etika : Mahasiswa memahami tentang pentingnya makna hidup dan kehidupan sebagai manusia yang beragama, bermasyakat, berbudaya, berbangsa dan bernegara.
4. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan teoritis dan lapangan .
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi/tanya jawab, penugasan, lapangan (FMD I) :
5. Media dan Sumber Pembelajaran
Media : OHP, Audio Visual
Sumber Pembelajaran : Teori , praktek, peraturan perundang-undangan, internet, berita aktual di media cetak, kasus ilustratif.
6. Tugas dan Latihan : a) Tugas individu
b) Tugas kelompok
c) Latihan menyelesaikan kasus/soal
7. Evaluasi
7.1.Indikator Keberhasilan
a.Menjelaskan secara singkat mengenai:
1) Pengertian dan fungsi mata kuliah FMD., hubungan mahasiswa dengan hidup dan kehidupannya di kampus, masyarakat dan menyiapkan mahasiswa di memasuki dunia kerja nantinya.
2) Dasar-dasar kepribadian, mental, moral dan manajemen diri mahasiswa keseharian di kampus dan masyarakar
b.Menjelaskan secara singkat pokok-pokok mengenai:pentingnya pendidikan mental pendidikan jasmani / olah raga, kesehatan, kepemimpinan dan stratategi, moral dan etika.
c.Menyelesaikan tugas penyelesaian masalah hidup dan kehidupan mahasiswa secaraberkelanjutan untuk meraih masa depannya.
7.2.Bentuk Evaluasi
- Tugas (individu, kelompok)
- Ujian Mid Semester
- Ujian Semester
8. Buku Sumber
8.1.Buku Utama
1.Disiplin Nasional, Lemhanas,1984
2.Kepemimpinan, Lemhanas, 1984
3.Butir Butir P4, BP7 Pusat, 1997
4.Manajemen Qolbu, AA Gym
5.Motivasi Diri dan Kepribadian, Etiket, Mien R.Uno, Gramedia,2005
6.Character Building, TeamUbinus, Antonius Gea & Yuni W,2002
7.Membina Pribadi Dinamis Kreatif CarlG.Goeller&William O.UraneckGngjati,Jk80
8.Cara Hidup dan Berpikir Positif Dr.Norman V.Peale Gunungjati,Jkt,1908
9.Berpikir dan Berjiwa Bsar Dr.D.J.Schwartz,Gunungjati,Jkt,1908
10.Mempekuat Daya KemampuanSumantri Mertodipuro Gunungjati,Jkt,1908
11.Keberanian Hiasan Pribadi Sumantri Mertodipuro Gunungjati,Jkt,1980
12."Membangun moralitas bangsa (amar ma'ruf nahi munkar : dari subyektif-normatif ke obyektif-empiris) / penyunting Takdir Ali Mukti, Imran Duse, Adde Marup WS. Yogyakarta : LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 1998.
13.Azas dan dasar2 Taman Siswa Dewantara, Ki HadjarYgy; Majelis Luhur Taman Siswa,1961
14.Asas dan dasar taman siswa serta demokrasi dan & Kepemimpinan Dewantara, Ki Hadjar Yogyakarta; Majelis Luhur Taman Siswa, 1985.
15.Kepemimpinan Bervisi (Visionary Leadership),Diktat Manag. of Change,LAN,1999
16.Etika: Masalah Pokok Kepribadian,Sastrasupomo,M.Suprihadi,Bandg: Alumnis, 82.
17.Etika, Poedjawijatna Jakarta, Obor, 1972
18.Sekitar Manusia Soerjanto Poespowardojo, K.Bertens (ed), Jakarta PT Gramedia(1977)
19.Kejujuran, Moral dan Hati Nurani, (terj),Jerry White, Jkt: BPK Gunung Mulia 87
20.Etika Jawa. Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa Magnis-Suseno, FranzJakarta: Gramedia, 1984
21.Filsafat Moral: Kesusilaan dalam Teori dan PraktekPoespoprodjo, W.Bandung: Remaja Karya 1986.
22.Etika Masyarakat Indonesia, Said, M ., Jakarta: Pradnya Paramita, 1976.
23.Etika (Sebuah Pengantar),Sastrasupomo, M. Suprihadi,Bandung: Alumnis 1982
24.Daniel Goleman,”04.Kepemimpinan Berdasarkan Emosi, Jkt: PT.Grmd Pustk Utm
8.2. Buku Anjuran
1.Abdul Kadir Muhammad, 1997. Etika Profesi Hukum, Bdg : PT. Citra Aditya Bakti
2.As ‘ad Sungguh, 2000. 25 Etika Profesi, Jakarta : Sinar Grafika
3.Magdalena Sukartono, 2002. Etika Profesi, Yogyakarta : LPK Budya Wacana dan Pusat Latihan Kesekretariatan
4.Pribadi dan Masyarakat di Jawa Niels Mulder Sinar Harapan Jakarta1985
5.Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga dr.Sadoso Sumosardjuno
6.Perilaku Organisasi; Konsep Dasar dan Aplikasinya. Thoha, Miftah.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada2003.
7.Pernafasan untuk Kesehatan, Jos Usin 1975
8.Menuju Keluarga Bijaksana,Sikun Pribadi dan Subowo Bandung, Yayasan Sekolah Istri Bijaksana (1981)
9.Wiwoho, B. Cermin diri orang Jawa / oleh B. Wiwoho. Jakarta : Bina Rena Pariwara, 1998
10.Sehat Itu Hak; Panduan Advokasi Kebijakan Kesehatan., Topatimasang Roem dkk,Yogyakarta : Insist Press,2005.
11.Renungan tentang Filsafat Hukum Purnadi Purbacaraka Alumni Bandung 1980
12.Disiplin Hukum Purnadi PurbacarakaGhalia Indonesia1982
13.Prof.Ir.Pudja Wijatna (1996), Etika Filsafat Tingkah Laku, Rineka Cipta, Jakarta.
Jurusan/Program Studi : Wajib Universitas Boyolali
1. Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah : Fisik Mental Disiplin / FMD
Kode Mata Kuliah : Smt.1.UB1112 ; Smt.II. UB2112; Smt.III. UB3112.
SKS : 6 sks ( 2sks X 3 smt./ smt.1, 2, dan 3 )
Prasyarat : -
2. Tujuan Pembelajaran Umum (Kompetensi Standar)
Hakekat dan makna Kompetensi yang paling utama dalam Pembelajaran Fisik Mental Disiplin adalah sebagai berikut:
Makna pertama, Mahasiswa dapat memahami tentang pentingnya makna hidup dan kehidupan sebagai manusia yang berTuhan Yang Maha Esa, bermasyakat, berbangsa dan bernegara.
Makna kedua, pentingnya mahasiswa mempunyai motivasi diri, visi misi tujuan untuk maju meraih masa depannya, berkepribadian dan mempunyai karakter positip serta sebagai manusia bijak mengetahui arti pentingnya peningkatam kualitas pribadi mahasiswa, tim kerja dan kerja tim untuk memudahkan proses pemecahan problematik kehidupan pribadinya.
Makna ketiga, pentingnya arti dan makna hidup sehat, yang bermoral dan beragama sebagai manusia Indonesia.
Makna keempat, pentingnya arti dan makna hidup dan kehidupan dalam mempersiap kan mahasiswa Universitas Boyolali sebagai pemimpin yang berbudaya, disiplin dan ber - etika.
Makna kelima, mahasiswa tidak merasakan kejenuhan dalam melakukan kewaji ban nya sebagai mahasiswa Universitas Boyolali.
3. Deskripsi Singkat (Materi)
FMD I ( 2 sks ) : Pendidikan Jasmani / Olah raga; Membahasa pentingnya makna hidup sehat dalam Pendidikan Jasmani bagi kesehatan diri.
FMD II ( 2 sks ) : Latihan Dasar Kepemimpinan ;
- Membahas Pentingnya mahasiswa mempunyai motivasi diri, kepribadian, dan karakter building berlandaskan nilai-nilai dan semangat yang dijiwai dengan semangat Falsafah Pancasila.
- Pentingnya mahasiswa memiliki visi, misi, dan tujuan untuk maju meraih masa depan dirinya, kemajuan serta tanggung jawab dirinya atas masa depan Bangsa dan Negaranya.
FMD III ( 2sks ) :
Pembelajaran tentang Budi Pekerti, Moral dan Etika : Mahasiswa memahami tentang pentingnya makna hidup dan kehidupan sebagai manusia yang beragama, bermasyakat, berbudaya, berbangsa dan bernegara.
4. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan teoritis dan lapangan .
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi/tanya jawab, penugasan, lapangan (FMD I) :
5. Media dan Sumber Pembelajaran
Media : OHP, Audio Visual
Sumber Pembelajaran : Teori , praktek, peraturan perundang-undangan, internet, berita aktual di media cetak, kasus ilustratif.
6. Tugas dan Latihan : a) Tugas individu
b) Tugas kelompok
c) Latihan menyelesaikan kasus/soal
7. Evaluasi
7.1.Indikator Keberhasilan
a.Menjelaskan secara singkat mengenai:
1) Pengertian dan fungsi mata kuliah FMD., hubungan mahasiswa dengan hidup dan kehidupannya di kampus, masyarakat dan menyiapkan mahasiswa di memasuki dunia kerja nantinya.
2) Dasar-dasar kepribadian, mental, moral dan manajemen diri mahasiswa keseharian di kampus dan masyarakar
b.Menjelaskan secara singkat pokok-pokok mengenai:pentingnya pendidikan mental pendidikan jasmani / olah raga, kesehatan, kepemimpinan dan stratategi, moral dan etika.
c.Menyelesaikan tugas penyelesaian masalah hidup dan kehidupan mahasiswa secaraberkelanjutan untuk meraih masa depannya.
7.2.Bentuk Evaluasi
- Tugas (individu, kelompok)
- Ujian Mid Semester
- Ujian Semester
8. Buku Sumber
8.1.Buku Utama
1.Disiplin Nasional, Lemhanas,1984
2.Kepemimpinan, Lemhanas, 1984
3.Butir Butir P4, BP7 Pusat, 1997
4.Manajemen Qolbu, AA Gym
5.Motivasi Diri dan Kepribadian, Etiket, Mien R.Uno, Gramedia,2005
6.Character Building, TeamUbinus, Antonius Gea & Yuni W,2002
7.Membina Pribadi Dinamis Kreatif CarlG.Goeller&William O.UraneckGngjati,Jk80
8.Cara Hidup dan Berpikir Positif Dr.Norman V.Peale Gunungjati,Jkt,1908
9.Berpikir dan Berjiwa Bsar Dr.D.J.Schwartz,Gunungjati,Jkt,1908
10.Mempekuat Daya KemampuanSumantri Mertodipuro Gunungjati,Jkt,1908
11.Keberanian Hiasan Pribadi Sumantri Mertodipuro Gunungjati,Jkt,1980
12."Membangun moralitas bangsa (amar ma'ruf nahi munkar : dari subyektif-normatif ke obyektif-empiris) / penyunting Takdir Ali Mukti, Imran Duse, Adde Marup WS. Yogyakarta : LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 1998.
13.Azas dan dasar2 Taman Siswa Dewantara, Ki HadjarYgy; Majelis Luhur Taman Siswa,1961
14.Asas dan dasar taman siswa serta demokrasi dan & Kepemimpinan Dewantara, Ki Hadjar Yogyakarta; Majelis Luhur Taman Siswa, 1985.
15.Kepemimpinan Bervisi (Visionary Leadership),Diktat Manag. of Change,LAN,1999
16.Etika: Masalah Pokok Kepribadian,Sastrasupomo,M.Suprihadi,Bandg: Alumnis, 82.
17.Etika, Poedjawijatna Jakarta, Obor, 1972
18.Sekitar Manusia Soerjanto Poespowardojo, K.Bertens (ed), Jakarta PT Gramedia(1977)
19.Kejujuran, Moral dan Hati Nurani, (terj),Jerry White, Jkt: BPK Gunung Mulia 87
20.Etika Jawa. Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa Magnis-Suseno, FranzJakarta: Gramedia, 1984
21.Filsafat Moral: Kesusilaan dalam Teori dan PraktekPoespoprodjo, W.Bandung: Remaja Karya 1986.
22.Etika Masyarakat Indonesia, Said, M ., Jakarta: Pradnya Paramita, 1976.
23.Etika (Sebuah Pengantar),Sastrasupomo, M. Suprihadi,Bandung: Alumnis 1982
24.Daniel Goleman,”04.Kepemimpinan Berdasarkan Emosi, Jkt: PT.Grmd Pustk Utm
8.2. Buku Anjuran
1.Abdul Kadir Muhammad, 1997. Etika Profesi Hukum, Bdg : PT. Citra Aditya Bakti
2.As ‘ad Sungguh, 2000. 25 Etika Profesi, Jakarta : Sinar Grafika
3.Magdalena Sukartono, 2002. Etika Profesi, Yogyakarta : LPK Budya Wacana dan Pusat Latihan Kesekretariatan
4.Pribadi dan Masyarakat di Jawa Niels Mulder Sinar Harapan Jakarta1985
5.Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga dr.Sadoso Sumosardjuno
6.Perilaku Organisasi; Konsep Dasar dan Aplikasinya. Thoha, Miftah.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada2003.
7.Pernafasan untuk Kesehatan, Jos Usin 1975
8.Menuju Keluarga Bijaksana,Sikun Pribadi dan Subowo Bandung, Yayasan Sekolah Istri Bijaksana (1981)
9.Wiwoho, B. Cermin diri orang Jawa / oleh B. Wiwoho. Jakarta : Bina Rena Pariwara, 1998
10.Sehat Itu Hak; Panduan Advokasi Kebijakan Kesehatan., Topatimasang Roem dkk,Yogyakarta : Insist Press,2005.
11.Renungan tentang Filsafat Hukum Purnadi Purbacaraka Alumni Bandung 1980
12.Disiplin Hukum Purnadi PurbacarakaGhalia Indonesia1982
13.Prof.Ir.Pudja Wijatna (1996), Etika Filsafat Tingkah Laku, Rineka Cipta, Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)